Jumat, 10 April 2015

DIRIKU YANG SEDANG DAN AKAN MEMBANGUN TENTANG TEORI LEARNING TRAJECTORY

DIRIKU YANG SEDANG DAN AKAN MEMBANGUN
TENTANG TEORI LEARNING TRAJECTORY

Guru memiliki peran yang sangat besar dalam mencetak generasi penerus bangsa. Guru hendaknya selalu berusaha melakukan proses pembelajaran dengan sebaik mungkin. Pembelajaran yang dilakukan harus selalu memiliki dasar. Dasar itu bisa diambil dan dipelajari melalui teori-teori yang telah ada. Kita bisa mengembangkan teori tersebut disesuaikan dengan kondisi yang ada di sekitar kita. Kegiatan inilah yang dikenal dengan nama Learning Tajectory. Learning trajectory memiliki empat bentuk, yaitu: material, formal, normatif, dan spiritual. Keempat bentuk tadi memiliki macam sendiri-sendiri. Berikut ini penjabaran dari setiap bentuk, yaitu:
1.      Material
Bentuk material terdiri konteks dan konten. Konteks mulai dari fisik yang disebut dengan artefak, lingkungan, atau budaya. Dalam matematika misalnya etnomathematic (matematika berbasis budaya). Yang lain perangkat pembelajaran yang lain.
2.      Formal
Bentuk formal ini adalah sebagai pedoman resmi yang menjadi acuan kita secara langsung ataupun tidak langsung dalam menyusun suatu komponen pembelajaran. Bentuk dari dokumen resmi, mulai dari UUD 45, Ketetapan MPR, UU, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden, dan Peraturan menteri. Bentuk formal yang langsung berhubungan dengan pembelajaran seperti kurikulum, silabus, RPP, LKS, dll.
3.      Normatif
Bentuk normatif ini contohnya buku, makalah ilmiah, penelitian, jurnal, sampai filsafat. Filsafat ada 3, yakni hakekat, metode, dan etik dan estetika. Hakekat sendiri  ada 2, yakni wadah dan isi. Tiada wadah tanpa isi dan begitu pula sebaliknya.
4.      Spiritual
Spiritual harus tetap berada pada posisi atas dimana spiritual merupakan unsure yang langsung berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa. Spiritual akan mampu menuntun kita menuju jalan yang terang. Spiritual disini tempat yang menjadi mulai dari syariatnya menuju hakekat sampai pada makrifat.
Jadi kita sebagai guru hendaknya mampu  mengetahuai cara berfikir pada diri siswa. Karakteristik pada diri setiap siswa harus kita pahami supaya kita mampu memberikan apa yang seharusnya siswa dapatkan. Siswa sebagai warga negara memiliki hak yang harus dipenuhi. Hak-hak yang dimiliki oleh siswa antara lain mendapatkan hak pendidikan, kesejahteraan, kecerdasan, berpendapat, mendapatkan kebahagiaan,  dst. Siswa harus mampu kita eksplor supaya mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya dan bisa memahami kedudukannya.
Di Indonesia  muncul 3 macam filosofi, yakni:
1.      Ing ngarso sung tulodho
Seorang pemimpin hendaknya mampu memberikan contoh bagi orang orang disekitarnya.
2.      Ing madyo mangun karso
Seorang pemimpin hendaknya mampu membangun semangat bagi orang lain.
3.      Tut wuri handayani
Seorang pemimpin hendaknya dari belakang mampu mendorong semangat dan moral bagi orang-orang di sekitarnya.
Aplikasi dari filusuf di atas bagi kita sebagai guru yakni hendaknya kita mampu memberikan contoh yang baik kepada siswa kita karena bagaimanapun juga guru merupakan salah satu model bagi siswa kita. Hendaknya kita selalu menjaga sikap dan tingkah laku kita. Selain itu seorang guru hendaknya berusaha melakukan inovasi dalam pembelajarannya sehingga siswa akan semangat dalam mengikuti pembelajaran maupun semangat dalam mengambangkan ilmu yang dipelajarinya. Selanjutnya sebagai guru hendaknya kita mampu mendorong semangat siswa dalam belajar maupun dalam mengembangkan moralnya. 
Perangkat material ini digali kemudian dalam bentuk filsafat, paradigma, dan teori. Konten materialnya atau fenomenanya atau data atau pengalamannya. Antara teori dan praktik kemudian diolah. Praktik ada dua, yakni langsung dan tak langsung. Bentuk tak langsung contohnya simulasi dalam bentuk video PBM. Paradigmanya diambil dari membaca referensi dan menghubungkannya.
Setelah diinteraksikan teori dan praktik maka diperoleh bangunan hermenetika learning trajectory oleh dirimu masing-masing dalam kebersamaannya. Sebenar-benarnya dirimu adalah identitasnya di dalam kelompokmu. Hidup ini adalah aku di dalam lingkunganku. Hidup tidak boleh antisosial. Yang berhermenitikan meliputi semua sifatku.
Setiap titik  mengandung 3 unsur, begitu juga 3 unsur tadi setiap unsur harus mengandung 3 titik. pertama rutin. Rutin itu kodrat. Sesuai dengan nasibnya tetapi belum ada ikhtiar dan ilmunya. Sadar terhadap ruang dan waktu. Ilmu yang diperoleh untuk membangun hidupkan.
Sebenar-benar hidup adalah membangun teori. Kita sebagai guru mempelajari-teori dan tanpa kita sadari kita sedang membangun teori. Peran guru seperti saya sendiri adalah memfasilitasi siswa saya supaya mereka mampu membangun. Maka dari sini nanti akan lahir hermenitika Learning Trajectory.
Isi berupa kategori dan wadah berupa sintaks. Inilah yang disebut dengan pengetahuan. Kategori itu artinya beda antara satu dengan yang lain. Sedangkan sintaks berhierarki. Maka melalui video team teaching dalam pembelajaran Pak Marsigit  berusaha mengetahui bagaimana siswa berfikir dan mengerjakan matematika.
Penelitian merupakan salah satu bentuk kegiatan ilmiah yang mampu mengetahui kualitas pembelajaran yang kita lakukan. Selain itu dengan penelitian kita juga mampu menyelesaikan suatu permasalahan yang kita hadapi di kelas kita. Penelitian itu dilakukan guna mengetahui bagaimana siswa belajar. Pengambilan data dilakukan dengan digali penelitian PBM masing-masing di sekolah kita. Kita bisa membangun teorinya karena dari atas ini tuntunannya. Kita bisa melihat kemampuan siswa lewat mempelajari teori para tokoh psikology dan kependidikan. Karena saat kita membaca dan mempelajari teori tokoh-tokoh tersebut adalah yang disebut Learning Trajectory.
Sebenar-benar orang memukul rata  pembelajaran pada setiap jenjang maka itulah orang-orang yang tidak memiliki sopan santun. Hanya guru yang peduli terhadap setiap jenjang. Sebelum menjadi guru atau bahkan saat kita mengembangkan ilmu yang telah kita miliki (melanjutkan kuliah) kita mendapatkan pembelajaran tentang perbedaan pembelajaran dalam setiap jenjang.Hendaknya kita mampu menyesuaikannya sehingga siswa mampu berkembang sebagaimana mestinya dan sesuai dengan perkembangannya.

2 komentar: